Pages

Friday, 16 December 2016

Ilmu Rjal- Tabi'in




Terjemah Kitab Ilmu Ar-Rijal “Nasy’atuhu wa Tathawwuruhu” Halaman 48-51
Oleh: Najmuddin Saifullah
A.    THABAQAH TABI’IN
            Ada lima belas Thabaqah menurut Abu ‘Abdillah Al-Hakim (w.405 H). Thabaqah yang terakhir diantara mereka adalah orang:
1.      Bashrah yang bertemu dengan Anas Bin Malik;
2.      Kufah yang bertemu dengan ‘Abdullah Bin Abi Aufa;
3.      Madinah yang bertemu dengan As-Saib Bin Yazid;
4.      Mesir yang bertemu dengan ‘Abdullah Bin Al-Harits Bin Juz’i;
5.      Syam yang bertemu dengan Abu Umamah Al-Bahili.

Sedangkan, Al-Hafidz Zainuddin Al-“iraqi (w.806 H) mengatakan bahwa Tabi’in memiliki tingkatan-tingkatan, diantaranya:
1.      Tiga tingkatan menurut Muslim dalam kitabnya At-Thabaqat;
2.      Empat tingkatan menurut Muhammad Bin Sa’d dalam kitabnya A-Thabaqat;
3.      Empat tingkatan menurut Khalifah Bin Khayath dalam kitabnya Thabaqat.
Al-Hafidz Ibnu Hajar membagi Tabi’in dalam muqaddimah kitabnya Taqrib At-Tadzhib menjadi empat, yaitu:
1.      Kibar At-Tabi’in;
2.      At-Tabaqah Al-Wushtho dari Tabi’in;
3.      Thabaqah Taliha Jullu Riwayatihim ‘an Kibar At-Tabi’in (tingkatan selanjutnya yang banyak meriwayatkan dari Kibar At-Tabi’in), sepeti Az-Zuhri dan Qatadah;
4.      Thabaqah As-Shugra dari Tabi’in.

B.     AL-MUKHDHARAMUN MIN AT-TABI’IN (Muslim yang hidup pada masa Nabi Muhammad namun tidak pernah bertemu dengan Beliau) dari kalangan Tabi’in.

Zainuddin Al-“iraqi (w.806 H) mengatakan bahwa Al-Mukhadhramun dari kalangan Tabi’in adalah orang yang mengalami masa jahiliyah dan hidupnya Nabi Muhammad , namun mereka tidak pernah berjumpa Beliau.
Sedangkan, pengarang kitab As-Shihah mengatakan bahwa Mukhadhram adalah orang yang tidak diketahui laki-laki atau perempuannya. Mukhadram juga diartikan sebagai penyair yang mangalamai masa jahiliyah dan masa Islam seperti Lubaid As-Sya’ir.
Oleh karena itu, Al-Mukhadhramun adalah pertengahan antara sahabat tabi’in. Disebut sahabat karena hidup sezaman Rasulullah dan disebut Tabi’in karena tidak pernah melihat Rasulullah .
Ibnu Shalah (w.643 H) mengatakan bahwa Imam muslim menyebutkan Jumlah Mukhadhramun hanya ada dua puluh orang, diantaranya:
1.      Abu ‘Amr Bin Iyas As-Syibani;
2.      Suwaid Bin Ghafalah Al-Kindi;
3.      ‘Amr Bin Maimun Al-Audi;
4.      Abdukhair Al-Khaiwani;
5.      Abu ‘Utsman An-Nahdi;
6.      Abu Raja’ Al-Utharidi;
7.      Dan lain-lain.
Selain itu, Ibnu Shalah mengatakan ada yang tidak disebutkan oleh Imam Muslim, yaitu:
1.      Abu Muslim Al-Khaulani;
2.      Abdullah Bin Tsaub;
3.      AL-Ahnaf Bin Qais;
4.      Dan lain-lain.
Al-Hafidz As-Sakhawi mengatakan bahwa Mukhadhramun ada dua puluh, dan salah jika diktakan lebih dari seratus. Orang yang mentelaah kitab Al-Ishabah karya guru kami (Ibnu Hajar), maka akann mendapatkan muhkadhramun hanya beberapa orang saja. Burhan Al-Halabi Al-Hafidz (w. 841 H) menyendirikan mereka dalam kitab Tadzkiratu At-Athalibi Al-Mu’lamu Fii Man Yuqalu Innahu Mukhdharam.
C.     TUJUH FUQAHA DARI AKABIR AT-TABI’IN AHLI MADINAH
Abu ‘Amr Bin As-Shalah mengatakan bahwa diantara mereka adalah:
1.      Sa’id Bin Al-Musayyib;
2.      Al-Qasim Bin Muhammad;
3.      ‘Urwah Bin Az-Zubair;
4.      Kharijah Bin Zaid;
5.      Abu Salamah Bin Abdirrahman;
6.      Ubaidillah Bin Abdillah Bin ’Utbah;
7.      Sulaiman Bin Yassar.
Al-Hafidz Abi Abdillah Al-Hakim mengatakan bahwa mereka adalah tujuh fuqaha menurut mayoritas Ulama Hijaz.
Sedangkan, Ibnu Al-Mubarak mengatakan bahwa Fuqaha Ahli Madinah adalah orang yang menyandarkan pendapat mereka kepada tujuh fuqaha di atas.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa Abu Salamah Bin Abdurrahman digantikan oleh Salim Bin Abdullah Bin Umar.
Abu Az-Zanad menyebut mereka dalam kitabnya kecuali dia mengganti Abu Salamah dan Salim dengan Abu Bakar Bin Abdurrrahman.
D.    TABI’IN YANG PALING UTAMA
Imam Ahmad Bin Hanbal mengatakan bahwa sebaik-baik Tabi’in adalah Sa’id Bin Al-Musayyib, kemudian ditanyakan bagaimana dengan Iqlimah dan Al0Aswad? Beliau menjawab said Al-Musayyib, Iqlimah, dan Al-Aswad.
Selain itu, Beliau juga berkata bahwa sebaik-baik Tabi’in adalah Qais, Abu Utsman, Iqlimah, dan Masruq, mereka adalah orang yang utama dan Tabi’in ynag Tinggi.
Sedangkan, Abu ‘Amr Bin As-Shalah (w. 643 H) berkata: aku heran dengan apa yang kutemukan dari Syaikh Abu Abdillah Bin Khafif Az-Zahi As-Syirazi dalam kitabnya yaitu manusia berbeda pendapat dalam menentukan Tabi’in yang paling Utama, diantaranya:
1.      Sa’id Bin Al-Musayyib menurut Ahli Madinah;
2.      Uwais Al-Qarni menurut Ahli Kufah;
3.      Hasan Al-Bahsri menurut Ahli Bashrah. 



kalau ada teman-taman yang ingin diterjemahkan kitab berbahasa Arab silakan request di kolom komentar   :)    tidak banyak-banyak lho. hehe

No comments:

Post a Comment