Terjemah Kitab Ilmu Ar-Rijal “Nasy’atuhu wa Tathawwuruhu” Halaman
48-51
Oleh: Najmuddin Saifullah
A.
THABAQAH
TABI’IN
Ada lima belas
Thabaqah menurut Abu ‘Abdillah Al-Hakim (w.405 H). Thabaqah yang terakhir
diantara mereka adalah orang:
1.
Bashrah
yang bertemu dengan Anas Bin Malik;
2.
Kufah
yang bertemu dengan ‘Abdullah Bin Abi Aufa;
3.
Madinah
yang bertemu dengan As-Saib Bin Yazid;
4.
Mesir
yang bertemu dengan ‘Abdullah Bin Al-Harits Bin Juz’i;
5.
Syam
yang bertemu dengan Abu Umamah Al-Bahili.
Sedangkan,
Al-Hafidz Zainuddin Al-“iraqi (w.806 H) mengatakan bahwa Tabi’in memiliki
tingkatan-tingkatan, diantaranya:
1.
Tiga
tingkatan menurut Muslim dalam kitabnya At-Thabaqat;
2.
Empat
tingkatan menurut Muhammad Bin Sa’d dalam kitabnya A-Thabaqat;
3.
Empat
tingkatan menurut Khalifah Bin Khayath dalam kitabnya Thabaqat.
Al-Hafidz Ibnu Hajar membagi Tabi’in dalam muqaddimah kitabnya Taqrib
At-Tadzhib menjadi empat, yaitu:
1.
Kibar
At-Tabi’in;
2.
At-Tabaqah
Al-Wushtho dari Tabi’in;
3.
Thabaqah
Taliha Jullu Riwayatihim ‘an Kibar At-Tabi’in (tingkatan selanjutnya yang
banyak meriwayatkan dari Kibar At-Tabi’in), sepeti Az-Zuhri dan Qatadah;
4.
Thabaqah
As-Shugra dari Tabi’in.
B.
AL-MUKHDHARAMUN
MIN AT-TABI’IN (Muslim yang hidup pada masa Nabi Muhammad ﷺ namun tidak pernah bertemu dengan Beliau) dari kalangan
Tabi’in.
Zainuddin
Al-“iraqi (w.806 H) mengatakan bahwa Al-Mukhadhramun dari kalangan Tabi’in
adalah orang yang mengalami masa jahiliyah dan hidupnya Nabi Muhammad ﷺ, namun mereka tidak pernah berjumpa
Beliau.
Sedangkan,
pengarang kitab As-Shihah mengatakan bahwa Mukhadhram adalah orang yang
tidak diketahui laki-laki atau perempuannya. Mukhadram juga diartikan sebagai
penyair yang mangalamai masa jahiliyah dan masa Islam seperti Lubaid
As-Sya’ir.
Oleh
karena itu, Al-Mukhadhramun adalah pertengahan antara sahabat tabi’in. Disebut
sahabat karena hidup sezaman Rasulullah ﷺ
dan disebut Tabi’in karena tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ.
Ibnu
Shalah (w.643 H) mengatakan bahwa Imam muslim menyebutkan Jumlah Mukhadhramun
hanya ada dua puluh orang, diantaranya:
1.
Abu
‘Amr Bin Iyas As-Syibani;
2.
Suwaid
Bin Ghafalah Al-Kindi;
3.
‘Amr
Bin Maimun Al-Audi;
4.
Abdukhair
Al-Khaiwani;
5.
Abu
‘Utsman An-Nahdi;
6.
Abu
Raja’ Al-Utharidi;
7.
Dan
lain-lain.
Selain itu, Ibnu Shalah mengatakan ada yang tidak disebutkan oleh
Imam Muslim, yaitu:
1.
Abu
Muslim Al-Khaulani;
2.
Abdullah
Bin Tsaub;
3.
AL-Ahnaf
Bin Qais;
4.
Dan
lain-lain.
Al-Hafidz As-Sakhawi mengatakan bahwa Mukhadhramun ada dua puluh,
dan salah jika diktakan lebih dari seratus. Orang yang mentelaah kitab Al-Ishabah
karya guru kami (Ibnu Hajar), maka akann mendapatkan muhkadhramun hanya
beberapa orang saja. Burhan Al-Halabi Al-Hafidz (w. 841 H) menyendirikan mereka
dalam kitab Tadzkiratu At-Athalibi Al-Mu’lamu Fii Man Yuqalu Innahu
Mukhdharam.
C.
TUJUH
FUQAHA DARI AKABIR AT-TABI’IN AHLI MADINAH
Abu ‘Amr Bin As-Shalah mengatakan bahwa diantara mereka adalah:
1.
Sa’id
Bin Al-Musayyib;
2.
Al-Qasim
Bin Muhammad;
3.
‘Urwah
Bin Az-Zubair;
4.
Kharijah
Bin Zaid;
5.
Abu
Salamah Bin Abdirrahman;
6.
Ubaidillah
Bin Abdillah Bin ’Utbah;
7.
Sulaiman
Bin Yassar.
Al-Hafidz Abi Abdillah Al-Hakim mengatakan bahwa mereka adalah
tujuh fuqaha menurut mayoritas Ulama Hijaz.
Sedangkan, Ibnu Al-Mubarak mengatakan bahwa Fuqaha Ahli Madinah
adalah orang yang menyandarkan pendapat mereka kepada tujuh fuqaha di atas.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa Abu Salamah Bin Abdurrahman
digantikan oleh Salim Bin Abdullah Bin Umar.
Abu Az-Zanad menyebut mereka dalam kitabnya kecuali dia mengganti
Abu Salamah dan Salim dengan Abu Bakar Bin Abdurrrahman.
D.
TABI’IN
YANG PALING UTAMA
Imam
Ahmad Bin Hanbal mengatakan bahwa sebaik-baik Tabi’in adalah Sa’id Bin
Al-Musayyib, kemudian ditanyakan bagaimana dengan Iqlimah dan Al0Aswad? Beliau
menjawab said Al-Musayyib, Iqlimah, dan Al-Aswad.
Selain
itu, Beliau juga berkata bahwa sebaik-baik Tabi’in adalah Qais, Abu Utsman,
Iqlimah, dan Masruq, mereka adalah orang yang utama dan Tabi’in ynag Tinggi.
Sedangkan,
Abu ‘Amr Bin As-Shalah (w. 643 H) berkata: aku heran dengan apa yang kutemukan
dari Syaikh Abu Abdillah Bin Khafif Az-Zahi As-Syirazi dalam kitabnya yaitu
manusia berbeda pendapat dalam menentukan Tabi’in yang paling Utama,
diantaranya:
1.
Sa’id
Bin Al-Musayyib menurut Ahli Madinah;
2.
Uwais
Al-Qarni menurut Ahli Kufah;
3.
Hasan
Al-Bahsri menurut Ahli Bashrah.
kalau ada teman-taman yang ingin diterjemahkan kitab berbahasa Arab silakan request di kolom komentar :) tidak banyak-banyak lho. hehe
No comments:
Post a Comment